Coklatkita.com- Sobat, merasakan nggak kalau saat ini media sosial (medsos) sudah menjadi kebutuhan dari masyarakat? Adanya medsos membuat orang yang berada jauh dengan kamu menjadi dekat dan juga sebaliknya Sobat. Selain bermanfaat sebagai media komunikasi, medsos ternyata mempunyai sisi negatif yang perlu kamu ketahui, Sobat. Dilansir dari women’s health.com, inilah beberapa pengaruh medsos terhadap psikologis seseorang.
Menimbulkan Dendam dan Iri
Sobat, sebuah penelitian di Jerman menyatakan bahwa orang-orang akan cenderung memiliki perasaan iri hati dan dendam ketika melihat keberhasilan teman melalui postingan mereka. Bahkan lebih jauh lagi, postingan video, foto, dan status pada media sosial bisa menimbulkan perasaan kesepian, Sobat Coklat.
Hasil ini diperoleh berdasarkan hasil pengamatan terhadap 600 orang yang diarahkan untuk bermain medsos dalam jangka waktu tertentu. Kesimpulan yang sama juga dibuktikan dari penelitian ilmu sosial di University of British Columbia terhadap 1.100 pengguna Facebook, Sobat Coklat.
Menimbulkan Perasaan Khawatir
Perasaan seperti takut dan khawatir juga merupakan bagian tidak terpisahkan dari penggunaan medsos berlebih, Sobat Coklat. Efek ini akan dirasakan oleh orang-orang yang sering melihat kisah-kisah sedih, kasus-kasus kriminal, juga berbagai ramalan, Sobat. Jadi pintar-pintar memilih informasi dari media sosial sudah seharusnya kamu lakukan bukan?
Mempengaruhi Mood
Ini merupakan hal unik yang ditimbulkan dari medsos yaitu menularkan mood. Nah Sobat Coklat, kamu pernah memperhatikan nggak kalau sebuah postingan bisa menimbulkan reaksi yang luar biasa misalnya komentar dengan makian? Hal ini juga berlaku sebaliknya Sobat, berbagai respon positif juga mempunyai daya sebar emosi yang sama cepatnya, misal ketika melihat kata-kata motivasi. Jadi, usahakan kamu untuk bersikap netral terleih dahulu ketika membaca sebuah postingan sekalipun itu dari teman dekat.
Sarana Pengungkapan Jati Diri
Selain dari efek negatif yang ditimbulkannya, medsos juga bisa mempunyai manfaat untuk seseorang yang cenderung berkepribadian tertutup. Dalam sebuah jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) dikatakan bahwa dengan keberhasilan seseorang untuk mengungkap jati diri dapat membuat saraf dan mekanisme koginif otak berjalan baik. Sejumlah psikolog bahkan mengungkapkan seseorang yang berhasil berbicara terbuka mempunyai resiko stress lebih kecil.
Yuk lebih bijak menggunakan media sosial dan jangan lupa untuk tetap bersosialisasi ya Sobat!
Sumber: bagitu.com | Gambar: pecsma.hu, viva.co.id