Zastrouw Al-Ngatawi: Ngabuburit, Proses Kreatif Beragama

Zastrouw Al-Ngatawi: Ngabuburit, Proses Kreatif Beragama

20 Jun 2015   |   By Karolina Ketaren   |   3039 Views

Sobat coklat pasti sudah akrab dengan kata ngabuburit. Istilah yang berasal dari bahasa sunda yang berarti menunggu waktu berbuka puasa ini sudah menjadi kata yang umum dipakai oleh masyarakat umum secara luas. Ngabuburit sendiri adalah kegiatan yang sudah tidak asing lagi dilakukan masyarakat muslim Indonesia saat tibanya bulan ramadhan.

Saat ini, kegiatan ngabuburit di masyarakat modern sudah lebih mengalami banyak perubahan bentuk. Jika pada zaman dahulu orang-orang berkumpul di taman dan belajar ilmu agama untuk mengisi kegiatan ngabuburit. Seperti yang sobat coklat tahu, ngabuburit kini diisi dengan kegiatan yang sesuai dengan zamannya, sebagai contoh acara musik yang diselingi dengan dakwah.

Tradisi ngabuburit dalam bentuk baru ini dipandang budayawan Zastrouw Al-Ngatawi sebagai bentuk modern dari tradisi nusantara. Bahkan kebiasaan ini dinilanya sebagai proses kreatif beragama. “Agama tidak semata-mata beban dan kewajiban,” tutur Zastrouw dalam gathering coklat kita ngabuburit di  Rumah The Panas Dalam, Selasa (16/6). Dia menuturkan ngabuburit adalah termasuk kebiasaan masyarakat yang syarat dengan nilai untuk membuat ibadah sebagai aktivitas yang menyenangkan.

Meskipun bentukan ngabuburit zaman dahulu dan kini berbeda, namun Ia menyampaikan ngabuburit ini adalah produk tradisi yang akan tetap ada. “Yang terpenting adalah substansi dari ngabuburit itu,” katanya.

Walau kegiatan ngabuburit ini sudah banyak jenisnya, Sobat coklat tentu bisa mengisi waktu dengan hal-hal positif lain. Salah satu diantaranya dengan mengikuti acara coklat kita ngabuburit yang akan datang di 23 kota besar di Indonesia.

Tags :