Ekstrim, Suku Dani Papua Punya Tradisi Potong Jari

Ekstrim, Suku Dani Papua Punya Tradisi Potong Jari

11 Oct 2015   |   By Karolina Ketaren   |   7002 Views

Coklatkita.com- Bagaimana cara Sobat Coklat mengungkapkan kesedihan? Menangis? Tertawa sendiri? Atau mungkin mengasingkan diri dari keramaian? Salah satu tradisi yang sangat ekstrim untuk menunjukan rasa sedih ada di wilayah timur Indonesia, Papua. Tradisi ini bernama tradisi potong jari. Hal ini dlakukan oleh para wanita yang mengalami kehilangan atau duka, seperti ditinggal meninggal orang terdekat contohnya, anak, ibu, ataupun suami.

Mungkin membayangkannya saja pasti Sobat Coklat sudah ngeri ya? Tapi kenyataannya tradisi ini pernah dipegang teguh oleh para wanita dari Suku Dani. Memotong ruas jari bagi wanita hukumnya menjadi wajib untuk saat suami mati meninggalkan istrinya. Yang ekstrimnya lagi, pemotongan jari wanita ini harus dilakukan oleh saudara bahkan ayah dari wanita tersebut. Bisa kamu bayangkan banyaknya wanita dari Suku Dani yang tidak memiliki jari utuh karena tradisi ini.

Wanita Suku Dani Papua

Untuk proses pemotongan, wanita yang berduka dibawa ke tempat khusus yang biasa digunakan ketika melaksanakan tradisi ini. Sebelum dipotong, sela-sela jari dari perempuan ini akan diikat sekitar 30 menit sehingga tidak mengeluarkan banyak darah. Setelah pemotongan jari ini selesai, ujung jari akan dibiarkan mengering kemudian dibakar yang abunya akan dikubur di area khusus. Kepercayaan ini diyakini Suku Dani dapat menenangkan roh-roh dari jiwa yang telah orang terdekat meninggal.

Tak hanya tradisi potong jari wanita berduka saja, tradisi ekstrim serupa adalah tradisi menggigit jari bayi yangbaru lahir hingga putus. Hal ini dilakukan jika ayah dari bati meninggal atau pergi dari rumah lebih dari 40 hari. Namun, untuk pemotongan jari bayi ini dilakukan oleh sang ibu sendiri. Caranya, bayi tersebut diletakan di atas batu, kemudian sang ibu mengigit jari-jari bayi tersebut hingga semuanya terputus. Perlu Sobat Coklat tahu, tradisi potong jari bayi tersebut menjadi salah satu faktor tingginya kematian bayi di Suku Dani.

Namun, tradisi ini nampaknya tidak bertahan lama, pemerintah telah mengeluarkan larangan untuk melaksanakan tradisi yang dinilai mirip kejahatan mutilasi ini. Karena dinilai tidak manusiawi tradisi ini tidak lagi akan kamu temui secara langsung. Namun, sebagai bukti pernah terjadinya tradisi ini, hingga sekarang masih terdapat kaum ibu yang mayoritas tidak mempunyai jari tangan akibat tradisi ini di masa lalu.


Gambar: cloudfront.net dan i.cnnturk.com

Diolah dari berbagai sumber

Tags : Suku Dani Papua , Tradisi Ekstrim , Potong Jari