Coklatkita.com- Dentum musik terus berjalan ketika beberapa orang mengangkat beberapa yang cukup besar ditambah satu anak yang naik ke atas beban tersebut. Penyanyi juga tidak mau kalah, dengan suara yang cukup tinggi terus mengiringi penari yang dari tadi bergoyang kanan dan kiri tanpa ada rasa lelah. Dengan berbagai macam bentuk yang bisa ditunggangi anak kecil, para pemuda tersebut terus menari sambil berjalan.
Terlalalu banyak hal unik di Indonesia jika ingin dilewatkan begitu saja, begitu juga dengan budaya sekaligus hiburan menunggangi Sisingaan yang masih merebak di Tanah Subang ini. Bentuk yang ditawarkan oleh komunitas atau grup ini cukup beragam, dari naga, pegasus, dan berbagai bentuk lainnya.
Ade Syafuddin (46) menjelaskan bahwa perayaan ini biasa dilakukan menjelang khitan anak-laki-laki dengan latar musik Organ Keliling. Selain itu rute yang harus ditempuh biasanya mengelilingi desa atau sesuai perjanjian dengan si empu pembuat hajat.
Ade menjelaskan bahwa dulunya, musik latar dari sisingaan ini adalah musik tradisional yang menjadi ciri khas, tapi seiring bergulirnya zaman, musik yang digunakan adalah musik dangdut sehingga tidak berhenti membuat orang-orang bergoyang.
Selain itu, karakter yang dipakai dulunya hanya singa, dan sekarang sudah sangat beragam seperti naga, ular kobra dan berbagai karakter lainnya. Dahulu, acara ini biasanya dipakai menjelang selesai panen sebagai rasa syukur, tapi sekarang sudah berubah menjadi acara hiburan bagi masyarakat sekitar