Coklatkita.com- Sobat Coklat, apakah kamu berasal dari keturunan etnis Tionghoa yang telah merayakan Tahun Baru Imlek? Jika ya, tentu kamu tidak akan asing dengan ritual-ritual seperti membersihkan dan menghias rumah, masak 12 jenis makanan, ataupun upacara melempar kepingan kayu bukan? Nah, bagi Sobat Coklat yang tidak merayakan namun ingin tahu apa makna ritual di rumah keluarga Tionghoa ketika Imlek, simak informasi ini Sobat.
Membersihkan dan Menghias Rumah
Sebelum perayaan Imlek, etnis Tionghoa yang merayakannya akan membersihkan seluruh penjuru rumah dan menghiasnya, Sobat Coklat. Tujuannya yaitu untuk memberikan nuansa tahun baru itu sendiri. Suasana rumah yang ramai dengan aneka pernak-pernik ini juga melambangkan harapan akan kebahagiaan penghuni rumah setahun ke depan.
Berdoa Ketika Malam Tahun Baru
Dalam bahasa Mandarin, malam tahun baru bermakna menghapus yang lama, jahat, dan menggantinya dengan kebaikan. Sobat, Imlek juga sangat diidentikan dengan doa atau upacara khusus ini akan dilakukan pada malam hari Sobat. Ritual ini dinamakan sembahyang tutup tahun (tanggal 30 bulan 12 dalam kalender Cina). Ritual ini juga dimaknai sebagai bakti dari anak untuk orang tua, juga untuk para leluhur mereka.
Aneka Makanan Menghiasi Altar Keluarga
Sobat, saat Imlek aneka makanan dan juga minuman akan menghiasi altar yang dipenuhi foto-foto keluarga yang telah meninggal. Tak lupa, pasti ada juga hio yang dibakar diatas abu khusus. Nah Sobat, satu hal yang unik dari penyajian makanan ini ternyata penataannya memiliki maknanya sendiri. Misalnya di atas meja akan terdapat 12 jenis makanan, hal tersebut ternyata melambangkan 12 shio yang ada pada kepercayaan Tionghoa, Sobat. Meskipun aneka makanan harus tersaji, namun tidak ada keharusan untuk melengkapi makanan yang dipersembahkan ini Sobat. Penyediaan makanan di atas altar ini bergantung pada kebiasaan makan keluarga dan kemampuan ekonomi dari keluarga tersebut.
Makanan Sebagai Lambang Harapan Imlek
Sobat, dari 12 jenis makanan yang disediakan saat imlek, masing-masing makanan ternyata mempunyai maknanya sendiri, contohnya mie yang melambangkan harapan umur yang panjang. Lalu ada juga kue mangkok dan keranjang yang tersusun ke atas yang melambangkan kehidupan yang kesejahteraannya meningkat dan membuahkan keberhasilan. Keberuntungan keluarga akan dilambangkan dengan ikan dan juga ayam. Selain itu ada jeruk mandarin yang wajib disediakan saat imlek bermakna kekayaan dan keutuhan keluarga, Sobat Coklat.
Berkomunikasi Dengan Kepingan Kayu
Seorang perwakilan keluarga akan melemparkan kepingan tersebut ke atas Sobat. Setelah dilempar dan jatuh kembali, keluarga harus memperhatikan posisi kepingan tersebut. Kepingan tersebut akan memperlihatkan suasana hati leluhur, apabila kedua kepingan jatuh dengan posisi tertutup maka artinya arwah keluarga marah dan belum selesai menyantap makanan tersebut, Sobat.
Meskipun makanan yang tersaji di altar ditujukan untuk para leluhur, namun ternyata akan makanan tersebut akan dinikmati juga oleh seluruh anggota keluarga. Sebelum makanan tersebut dapat disantap, satu ritual untuk komunikasi harus dilakukan yaitu melempar kepingan kayu berbentuk seperti bulan sabit Sobat.
Konon cara tersebut dilakukan untuk mengetahui suasana hati leluhur dan bertanya apakah makanan di meja telah dinikmati oleh leluhur atau belum dengan melihat posisi kepingan. Posisi yang kedua yaitu kedua kepingan terbuka, ini melambangkan para arwah sedang menikmati makanan yang disajikan. Ketika hal itu terjadi, maka anggota keluarga akan membiarkan makanan di altar selama beberapa waktu Sobat. Posisi terakhir yaitu kepingan kayu jatuh dengan posisi terbuka dan tertutup yang berarti makanan di atas altar telah selesai disantap oleh leluhur dan siap untuk dibagikan kepada anggota keluarga.
Sumber: nationalgeographic.co.id | Gambar: santrinews.com, nationalgeographic.co.id, liputan6.com, twicsy.com