Coklatkita.com - Bagi orang-orang yang pernah mondok di pesantren sudah bisa dipastikan memiliki kisah yang sama, yakni kerinduan pada orang tua dan kampung halamannya.
Dulu para santri yang memiliki rasa rindu yang menumpuk hanya bisa terobati jika dikunjungi oleh orang tuanya, namun itupun belum tentu waktunya, karena jarak pondok ke rumah biasanya sangatlah jauh, mungkin beda kota, atau malah beda provinsi. Dambaan pertemuan yang pasti adalah setahun sekali ketika lebaran tiba, para santri pulang ke rumah.
Pondok pesantren memang menerapkan aturan ketat dalam hal kunjungan demi fokusnya santri dalam menimba lautan ilmu dari jejeran kitab-kitab yang wajib dibacanya.
Orang tua santri pun mengalami perasaan yang sama rindu pada anak-anaknya yang mondok namun apa mau dikata selain pasrah dan mengirim doa untuk anak-anaknya.
Jaman berganti munculah teknologi yang semakin tinggi yang segala sesuatu ada dalam genggaman, handphone.
Walau handphone tetap tidak diperbolehkan dimiliki para santri selama mondok namun para penanggung jawab asrama dari masing-masing kamar atau biasa disebut murobi bisa mengirimkan foto atau video kegiatan santri pada orang tuanya yang nun jauh di sana, dahaga rindu seketika hilang dengan menatap layar kecil sebuah handphone dan itu sudah cukup.
Jaman dulu para orang tua santri yang rindu anaknya tak dengan mudah terorbati, namun jaman sekarang jangankan rindu yang terobati, dengan sesama orang tua santripun sekarang bisa saling mengenal dengan adanya whatsapp grup.
Rindu memang tak mengenal siapa, kala berpisah dengan orang yang kita cintai seketika rindu menyeruak dalam hati. (sb)
foto : Soni Bebek dan Kyai Abun Pesantren Cipasung