DibalikMitos, Makna dan Tradisi Ketupat di Indonesia Bagian 2.

DibalikMitos, Makna dan Tradisi Ketupat di Indonesia Bagian 2.

29 May 2019   |   By Franco Londah   |   3147 Views

Coklatkita.com - 1. Sejarah dan Sunan Kalijaga

Dalam sejarah, Sunan Kalijaga ialah orang yang pertama kali memperkenalkan ketupat pada masyarakat Jawa. Beliau membudayakan dua kali Bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah Lebaran. Pada hari yang disebut Bakda Kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu hamper setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda. Setelah selesai dimasak, ketupat tersebut diantarkan kekerabat yang lebih tua, menjadi sebuah lambing kebersamaan umat muslim.

2. Simbol Kesucian dan Kesalahan

Menurut para ahli budaya, ketupat memiliki beberapa arti. Ada yang mengatakannya sebagai simbol yang mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia yang telah diperbuatnya, dilihat dari rumitnya anyaman ketupat tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa ketupat merupakan lambing kesucian hati, jika dilihat dari isi ketupat yang berwarna putih bila dibelah menjadi dua.. Kesucian hati Mencerminkan beragam kesalahan manusia

Hal itu bias terlihat dari rumitnya bungkusan atau anyaman ketupat. Setelah ketupat dibuka, akan terlihat nasi putih. Hal itu mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan. Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, dalam pantun Jawa kadang disebutkan “kupas anten“ yang artinya ’Kulo lepat nyuwun ngapunten (Saya salah mohon maaf).


3. Mencerminkan kesempurnaan

Jika dilihat dari bentuk ketupat, oleh para ahli bahwa semua itu dikaitkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak hari yang fitri yaitu hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Sementara dari sisi bahasa, kupatan (bahasa Jawa) kiranya berasal dari kata Kaffatan (Bahasa Arab) yang memperoleh perubahan bunyi dalam ucapan Jawa menjadi kupatan. Sama dengan kata barakah (bahasa Arab) menjadi berkat (bahasaJawa) atau salama (bahasa Arab) menjadi selamet (bahasa Jawa). Maka secara istilah dapat dinyatakan bahwa kupatan adalah simbolisasi dari berakhirnya bulan puasa dan menandai terhadap kesempurnaan atau kaffatan di dalam kehidupan individu dan masyarakat. Jadi tradisi kupatan sebagai penanda terhadap keislaman manusia yang sudah sempurna. 

4. Kepercayaan tolak bala

Di antara beberapa kalangan di Jawa, ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat. Ada masyarakat yang memegang tradisi untuk tidak membuat ketupat di hari biasa, sehingga ketupat hanya disajikan sewaktu lebaran dan hingga lima hari sesudahnya. Bahkan ada beberapa daerah di Pulau Jawa yang hany amenyajikan ketupat di hari ketujuh sesudah lebaran saja atau biasa disebut dengan Hari Raya Ketupat. Sementara di Bali, ketupat (kupat) sering dipersembahkan sebagai sesajian upacara. Selain untuk sesaji dalam upacara keagamaan.

Dan, penggunaan janur sebagai kemasan pun memiliki makna tersembunyi. Janur dalam bahasa Arab yang berasal dari kata “jaaa al-nur” bermakna “telah dating cahaya”. Sedangkan masyarakat Jawa mengartikan janur dengan “sejatine nur” (cahaya). Dalam arti lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan Ramadan 


Ketupat juga erat dengan tradisi jawa menuju tanggal 1 syawal. Jadi ketupat atau kupat di sini dapat diartikan dengan “laku papat” atau empat tindakan. Laku papat itu adalah lebaran, luberan, leburan,dan laburan.


Maksud dari keempat tindakan tersebut, adalah ;pertama, lebaran, dari kata lebar yang berarti selesai. Ini dimaksudkan bahwa 1 Syawal adalah tanda selesainya menjalani puasa, maka tanggal itu biasa disebut dengan Lebaran.


Lalu luberan, berarti melimpah, ibarat air dalam tempayan, isinya melimpah, sehingga tumpah kebawah. Ini simbol yang memberikan pesan untuk memberikan sebagian hartanya kepada fakir miskin, yaitu sodaqoh dengan ikhlas seperti tumpahnya/lubernya air dari tempayan tersebut.

Kemudian leburan, maksudnya adalah bahwa semua kesalahan dapat lebur (habis) dan lepas serta dapat dimaafkan pada hari tersebut.


Yang terakhir adalah laburan. Di Jawa, labur (kapur) adalah bahan untuk memutihkan dinding. Ini sebagai simbol yang memberikan pesan untuk senantiasa menjaga kebersihan diri lahir dan batin.

Jadi, setelah melaksanakan leburan (saling maaf memaafkan) dipesankan untuk menjaga sikap dan tindak yang baik, sehingga dapat mencerminkan budi pekerti yang baik pula.

Itulah makna serta filosofi dari ketupat. Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan menumbuh kembangkan tradisi budaya sekitar seperti tradisi Lebaran dan hidangan ketupat yang telah mengakar hingga saat ini

 

Sumbertulisan :

http://mitos-cerita-legenda.blogspot.com/2017/01/sejarah-ketupat.html

https://pospopulers.blogspot.com/2014/07/4-fakta-unik-dan-menarik-mengenai.html

http://beritasesuatu.blogspot.com/2013/08/sejarah-dan-makna-ketupat-menurut-para.html

https://www.pikiran-rakyat.com/hidup-gaya/2017/06/21/diperkenalkan-sunan-kalijaga-ternyata-ketupat-adalah-singkatan-403751

 

 

Tags :