Coklatkita.com- Sobat Coklat tentu tidak asing lagi dengan tokoh pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) almarhum Munir. Untuk mengenang perjuangannya, dari Kota Batu sebuah museum bernama Omah Munir didirikan. Tempat ini terletak di Jalan Bukit Berbunga 2, Batu, Jawa Timur. Dalam bahasa Jawa, Omah berarti rumah Sobat, dan memang museum yang diresmikan tahun 2003 silam ini dahulu merupakan kediaman dari mendiang Munir dan Istri, Suciwati, Sobat Coklat.
Sekilas tentang pria bernama lengkap Munir Said Thalib ini memang terlahir di Kota Batu pada 8 Desember 1965. Namanya mencuat ditengah publik dalam beberapa kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Beberapa kasus tersebut diantaranya, hilangnya 24 aktivis dan mahasiswa di Jakarta (1997-1998), pembunuhan terhadap masyarakat sipil di Tanjung Priok (1984-1998), dan tragedi penembakan mahasiswa di Semanggi.
Namun naas, pada 7 September 2004, Ia bernasib sama seperti para korban yang dibelanya dan meninggal di pesawat dalam penerbangan dari Jakarta menuju Amsterdam untuk melanjutkan studi hukum di Utrecht Universiteit Sobat. Pendiri dari Komisi untuk Orang Hilang (KontraS) tersebut meninggal karena diracun atas rencana orang-orang yang tidak suka dengan kegiatan aktivis tersebut, Sobat.
Untuk melawan lupa atas pelanggaran HAM di Indonesia, akhirnya museum ini didirikan. “Kita ingin semua orang melihat hak asasi ini bagian dari hidup, menempel di bumi, tidak berada di langit. Pendirian Omah Munir yang didukung oleh banyak sahabat Munir sebagai salah satu strategi gerakan melawan lupa,” ucap Suciwati Istri Munir.
Senada dengan Direktur Omah Munir, Salma Safitri, Ia mengatakan rumah ini adalah sarana pendidikan tentang HAM. “Omah Munir bukan untuk advokasi kasus HAM, tetapi sebagai sarana untuk pendidikan HAM bagi generasi muda,” ujarnya kepada liputan6.com.
Ia menambahkan, pengunjung Omah Munir didominasi oleh pelajar dan mahasiswa. Para mahasiswa dan pelajar yang berkunjung umumnya akan melakukan diskusi grup tentang HAM hingga membahas sejarah Munir. Di akhir pekan, kunjungan di Omah Munir bisa mencapai 25-50 orang.
Saat Sobat mengunjungi tempat ini, kamu akan melihat yaitu barang-barang pribadi milik Munir seperti sepatu, rompi antipeluru, jaket kulit, buku-buku, juga foto-foto Munir. Di sudut-sudut dinding rumah ini, Sobat juga akan melihat poster-poster dari orang hilang akibat pelanggaran HAM.
Sobat, meskipun kasus dari Munir tak kunjung usai, Omah Munir tetap berdiri mengingatkan para generasi penerus untuk melawan lupa atas pelanggaran HAM yang terjadi di negeri ini, Sobat.
Sumber: news.liputan6.com dan sumber lainnya | Gambar: andreenizar.files.wordpress.com, klimg.com, liputan6.com, portalmerdeka.jigsy.com