Cokltakita.com- Papua Barat. Warga yang tinggal di Distrik Sausapor rata-rata berkulit gelap, tapi pemandangan berbeda terlihat, dengan adanya beberapa orang ‘berbeda’ dari orang lainnya. Jika mayoritas warga Sausapor berkulit gelap, beberapa orang justru mempunyai kulit putih dengan mata berwarna kuning, yang juga sensitif terhadap cahaya, terlebih lagi cahaya matahari. Mereka adalah orang-orang Albino yang mendiami beberapa distrik di Kabupaten Tambrauw.
Albino di Distrik Tambrauw Papua Barat
Menurut Yulita Elizabeth(29) kebanyakan orang-orang albino memang tinggal di daerah pesisir seperti Distrik Sausapor, Abun, dan beberapa distrik lainnya dan bukan didaerah di dataran tinggi atau pegunungan.
“Banyak juga orang-orang ini (Albino) di Sausapor dan memang banyak di pesisir, tapi mungkin mereka lebih kenal sesama mereka” Ucap Yulita yang juga berprofesi sebagai dokter di puskesmas Sausapor
Seraya dengan apa yang dikatakan Yulita, Immanuel (30) yang juga bekerja di puskesmas Sausapor menambahkan bahwa dulunya memang ada legenda rakyat yang beredar di tentang orang-orang ‘kulit putih’ ini. Berawal dari ketidaksukaan orang Papua terhadap orang kulit putih karena dianggap sebagai penjajah, maka banyak orang kulit putih dibunuh dengan tujuan agar bisa mengusir penjajah tersebut. Pada suatu hari lahirlah seorang kulit putih di kalangan penduduk Papua, karena merasa anak sendiri, maka anak kulit putih tersebut tidak jadi dibunuh dan diasuh sampai besar.
“Jadi mereka kalau lihat orang kulit putih itu takut, karena dianggap penjajah, pas mereka dapat anak kulit putih, rambut keriting…” Ungkap Immanuel sambil tertawa lepas.
Jika ditelisik lebih lanjut, ternyata orang albino yang ada di kabupaten Tambrauw ini rata-rara berasal dari Buton Sulawesi Tenggara, dan sangat jarang orang-orang Papua asli yang kulit putih atau albino. Dengan ciri kulit putih, warna rambut yang tidak hitam seperti kebanyakan orang asia, ada yang pirang, bahkan ada yang rambutnya berwarna putih, jika terkena sinar matahari dalam jangka waktu lama, biasanya kulit mereka akan timbul flek hitam.
“Kalau saya lihat memang kebanyakan orang albino ini matanya tidak bisa fokus jika diajak berbicara, karena mungkin mencari fokus untuk matanya” Tambah Immanuel lagi.
Salah satu warga Tambrauw yang juga seorang albino, Wa Liyasih (33) menjelaskan bahwa memang matanya sangat sensitif terhadap sinar matahari. Untuk penglihatan, Wa Liyasih merasa pandanganya akan mengabur jika melihat pada jarak tertentu. Wa Liyasih yang berasal dari Buton ini menambahkan, sejak dari SD, dirinya tidak dapat melihat dengan baik tulisan yang ada di papan tulis walaupun sudah duduk dibangku terdepan.
“Bapak dan mama saya tidak (albino), kakek nenek juga tidak, mungkin kakeknya kakek atau neneknya nenek mungkin. Waktu saya sekolah di papan tidak terlalu terlihat toh, jadi ada teman itu kalau mau pulang rajin catat punya teman.” Kenang Wa Liyasih saat menceritakan pengalamannya di waktu SD.
Perempuan yang sudah empat tahun tinggal di Tambrauw ini juga menambahkan bahwa kulitnya akan merasa perih jika terlalu lama terkena sinar matahari secara langsung, akibatnya warna kulitnya akan menjadi merah dan kasar. Hal itu sebabkan kekurangan melanin pada kulit yang menyebabkan tidak ada perlidungan lebih terhadap kulit.
Albino dan Efeknya
Albino sendiri adalah sebutan untuk orang dengan kelainan melanin dan kelainan tersebut disebut Albinisme. Pada dasarny, asam amino yang ada dalam tubuh seseorang akan diubah menjadi pigmen (zat warna). Kelainan pada orang albino inilah yang menyebabkan tubuh tidak mampu untuk memproduksi serta menyebarkannya ke seluruh tubuh. Pada beberapa kasus, albinisme ini hanya terjadi bagian tubuh tertentu saja misalnya rambut, pada kulit tapi hanya sebagian saja, bentuk bintik putih pada kulit dan telokalisir, dan albinisme total.
Albinisme sendiri terbagi menjadi dua yaitu albinisme Okulokutaneus dengan indikasi tidak adanya pigmen sama sekali baik itu di kulit, mata atau rambut. Pada kasus ini penderita juga akan mengalami fotophobia atau sangat sensitif matanya terhadap sinar matahari. Untuk tipe yang kedua yaitu albinisme okuler yaitu kelainan albinisme yang hanya ada pada mata penderitanya.
Efek yang dirasakan oleh orang-orang albino ini bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah nigmagtus yaitu pergerakan mata yang cepat dengan tujuan mencari cahaya yang pas untuk matanya, juling, menurunnya ketajaman penglihatan pada seseorang, dan yang terakhir adalah kebutaan fungsional.
Sumber Foto: Nationalgeographic.co.id