coklatkita.com- Sobat coklat pasti sudah tidak asing lagi dengan banyaknya permasalahan lingkungan yang sulit terselesaikan. Seperti masalah penumpukan sampah berbahan plastik misalnya. Selain dari butuh ratusan tahun untuk mengurai sampah tersebut, efek lainnya ternyata berdampak langsung bagi kesehatan kita. Salah satu komunitas keren Surabaya ternyata mempunyai semangat tinggi untuk menangani masalah sampah plastik itu. Orang-orang hebat ini tergabung dalam NOL SAMPAH.
NOL SAMPAH sendiri berdiri di tahun 2009, berawal dari kepedulian terhadap meningkatnya volume sampah kantong kresek setiap tahunnya di Surabaya akhirnya mereka menggabungkan visinya di komunitas ini. Sobat coklat bayangkan saja, dari Kota Surabaya saja 2,1 milyar tas kresek dihasilkan oleh sebanyak 3 juta penduduk setiap tahun.
Pemahaman masyarakat yang kurang mengenai jenis sampah plastik sangat memprihatinkan. Contohnya, pada larangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengenai penggunaan plastik hitam untuk makanan secara langsung. Banyak masyaakat yang masih belum paham mengenai hal itu. Padahal, zat pewarna tekstil pada plastik hitam tersebut tentu dapat membahayakan kesehatan kita kan? Tapi komunitas ini yakin jika gerakan 5R yaitu rethink, reduce, replace, reuse, and recycle dilakukan secara benar maka sampah bukanlah lagi menjadi masalah bagi masyarakat.
Tak hanya itu dengan memberikan sosilasasi mengenai jenis sampah ini, kedepannya masyarakat dapat melakukan pengolahan sampah secara tepat. Sederhananya, mereka sudah dapat mengklasifikasikan sampah organik yang bisa dibuat pupuk kompos, daur ulang sampah kertas dan sampah plastik, dan memisahkan sampah organik yang memang sulit untuk didaur ulang karena beracun. Komunitas ini percaya jika sudah memahami penanganan sampah secara tepat maka manfaat yang di dapat tentu besar, selain lebih bersihnya ingkungan, pengelolaan di TPS dan TPA akan berkurang karena 80% dari sampah rumah tangga telah diolah dengan cara yang baik. Tentu akan menghemat pengeluaran daerah untuk pengelolaan sampah bukan?
Keprihatinan terhadap masalah sampah plastik ini, membuat NOL SAMPAH juga menggembor-gemborkan program “DIET TAS KRESEK”. Keterkaitan kita dengan tas kresek ini harus dikurangi itulah yang disosialisasikan NOL SAMPAH. Mendatangi sekolah-sekolah di Surabaya pada hari Senin dan Kamis, memantau kawasan hutan bakau, dan kampanye diet tas kresek pada Car Free Day di Surabaya, adalah hal yang menjadi fokus kegiatan mereka saat ini. Lebih jauh lagi, ternyata kampanye diet tas kresek juga dilakukan di kampung-kampung bahkan di kawasan pasar.
Selain itu, komunitas ini juga melakukan cara kreatif untuk menginformasikan penggunaan sampah plastik berlebih kepada pengunjung mall dengan Monster Kresek (volunteer yang mengenakan 350 kresek). Monster Kresek ini menggambarkan bahwa 1 orang pertahunnya menggunakan sejumlah sekitar 700 plastik. Komunitas ini berharap akan ada aturan yang lebih tegas mengenai pembatasan pemakaian tas kresek misal dengan menetapkan 1 hari tanpa kantong kresek. Jika itu dilakukan sehari dalam satu bulan, maka masyarakat Surabaya tidak akan menghasilkan 6 juta kantong plastik seperti pada biasanya.
Pada tahun 2009, NOL SAMPAH mengusung program untuk tidak menggunakan kresek untuk mengantongi belanjaan. Namun, ternyata masyarakat Surabaya saat itu masih sulit untuk menghindari penggunaan plastik. Akhirnya, program NOL SAMPAH lebih cenderung kepada menyeru masyarakat mengurangi pemakaian plastik. Inilah mengapa salah satu komunitas peduli sampah plastik yang menamai dirinya sebagai NOL SAMPAH hadir di tengah-tengah masyarakat di Kota Surabaya.
Buat kamu sobat coklat Surabaya yang tertarik dan ingin bergabung dalam kegiatan NOL SAMPAH, kamu bisa mendatangi sekretariatnya yang terletak di Jl Bratang Gede 6F no. 72 Surabaya. Bisa juga menghubungi mereka di media sosialnya melalui twitter di @nolsampahsby dan facebook di Nol Sampah. Dan untuk kamu yang terinspirasi dengan kegiatan NOL SAMPAH, yuk lebih lestarikan lingkungan kita dengan mengurangi pemakaian tas kresek!
Diolah dari berbagai sumber
Sumber Gambar: Facebook NOL SAMPAH
