Coklatkita.com- Apa tanggapan Sobat Coklat tentang sampah yang ada di Indonesia? Tentu beragam pandangan yang mengiringi apapun yang berhubungan dengan sampah. Samah selalu dijadikan musuh, baik itu masyarakat biasa atau bahkan peneliti yang selalu memberikan inovasi baru untuk mengatasi masalah sampah yang semakin serius di Indonesia.
Namun saat ini telah ditemukan plastik biodegradable atau disebut juga sebagai bioplastik yang mudah terurai secara alami oleh mikroorganisme. Plastik daur ulang itu telah dikembangkan di negara maju, seperti Jerman dengan polimer biodegradable pada polyhydroxybutirat, atau Jepang dengan chitin dari crustaceae serta zein dari jagung.
Tidak kalah dengan beberapa negara di atas, Indonesia juga punya plastic anti polusiyang terbuat dari solusa, adapun beberapa tumbuhan yang mengandung komposisi selulosa efektif sebagai biopolimer plastik, adalah tongkol jagung, kulit pisang, atau kulit ubi dan beberapa tumbuhan lainnya seperti tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica).
Dari beberapa uraian di atas, beberapa mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta terinspirasi dan tertarik untuk meneliti lebih jauh bioplastik dari selulosa alang-alang. Mereka adalah Nugroho Wahyu Sumartono (mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia), Fitri Handayani (mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia), Reni Desiriana (mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia), Wulan Novitasari (mahasiswi Program Studi Biologi) dan Dea Sakinah Hulfa (mahasiswi Program Studi Fisika).
Menurut Nugroho Wahyu Sumartono, mereka membuat penelitian itu karena selama ini alang-alang selalu dianggap sebagai gulma pada lahan pertanian yang hanya bias merusak. Padahal tanaman itu memiliki kandungan alfa-selulosa 40,22 persen.
Mereka juga berpendapat bahwa penelitian itu dapat bermanfaat bagi berbagai aspek kehidupan, seperti dilihat dari aspek sosial, dapat meningkatkan nilai jual alang-alang yang selama ini menjadi hama bagi petani dan yang paling penting adalah dapat mengurangi limbah plastik di lingkungan. Pada aspek ekonomi, dapat menciptakan produk plastik yang dapat diproduksi skala industri dalam jumlah banyak dan dapat dipasarkan. Dalam aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya.
Reni Desiriana selaku salah satu dari penelitimenegaskan bahwa tujuan penelitian itu untuk mengetahui proses pembuatan dan karakteristik bioplastik selulosa alang-alang dengan variasi kitosan, gliserol dan asam oleat. Menurutnya, dalam proses sintesis bioplastik selulosa ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan yang perlu dilakukan pertama adalah melakukan isolasi alfa-selulosa. Isolasi itu bertujuan memisahkan selulosa dari lignin atau senyawa-senyawa lain, sehingga metode itu disebut delignifikasi.
Untuk mengetahui karakteristiknya, dilakukan pula beberapa uji seperti uji mekanik, gugus fungsi, kemampuan biodegradasi dan uji sifat mekanik. Beberapa uji yang dilakukan bertujuan mengetahui karakteristik masing-masing sampel bioplastik sekaligus menentukan bioplastik dengan penambahan zat adiktif paling baik.
Berdasarkan penelitian, kata Reni, selulosa alang-alang dengan penambahan kitosan, gliserol dan asam oleat bisa menghasilkan plastik biodegradable. Hasil penelitian itu berupa pengetahuan mengenai pembuatan plastik biodegradable dan dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.
Sobat Coklat bisa meniru dan menggunakan produk ini untuk mengurangi limbah plastik yang bisa hancur ratusan puluhan bahkan ratusan tahun dan hal penting yang harus Sobat Coklat sadari adalah tetap menjaga lingkungan dengan baik.
Gambar: kaskus.co.id