Eksplorasi Warga Kelurahan Rancabolang  dan Converstick Kang Kustiawan

Eksplorasi Warga Kelurahan Rancabolang dan Converstick Kang Kustiawan

28 Jul 2020   |   By FRANCO LONDAH   |   1921 Views

coklatkita.com - Kampanye Kang Pisman (Kurang, PIsahkan, Manfaatkan) sepertinya mengundang respon positif dari Warga Bandung. Salah satu yang cukup komplit dan mandiri bereksplorasi, adalah  RW 08 Kelurahan Rancabolang yang menjadi daerah percontohan gerakan Kang Pisman ini.

Selain hasil yang positif, gerakan ini massif digalakan oleh warga. Hasilnya, warga berhasil merakit sendiri alat pengolahan sampah plastik dengan metode pirolisis.  Di wilayah ini tidak hanya di area tertentu saja, namun hampir dilakukan di seluruh RW 08. Tidak kalah dengan kaum Adam, Ibu-ibu anggota Dasawisma ataupun kader PKK dan masyarakat lainya ikut bergabung untuk memberikan edukasi kepada warga lain perihal gerakan Kang Pisman ini.

Kampanye Kang Pisman dilakukan dengan berkeliling sambil bebersih. Dilanjutkan dengan informasi dan fungsi Kang Pisman. RW 08 dijadikan pilot project gerakan hijau ini. Selain itu, RW 08 membuat pengadaan tong sampah di depan setiap rumah warga dan semua biaya operasional hasil swadaya oleh masyarakat, seturut ujaran Oping Arifin, Ketua RW 08 di Balati RW 08 Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage.

Warga bersama camat, lurah dan aparatur kewilayahan setempat bergerak membersihkan sekitar daerah sambil memberikan edukasi kepada warga yang belum mengetahui gerakan Kang Pisman.  Kampanye menjadi kian nyata dengan menggunakan alat pengolaha berbasi pirolisis bernama Converstick hasil ciptaan salah seorang warga RW 08.

Penasaran siapa sosoknya?

Sobat coklat bisa cek di unggahan artikel kami berikutnya.

Kustiawan dan Converstick-nya yang Menyulap Sampah Menjadi BBM

Kustiawan adalah sosok di balik pembuat alat pengolahan sampah yang ia labeli merek Converstick. Warga RT 03 RW 08 ini sudah mulai mengulik Converstick sejak 2013 lalu.

Kustiawan menyatakan, Kampanye Kang Pisman senada dengan alat yang ia buat untuk mengolah limbah plastic atau sampah rumahan seperti bekas plastic atau kemasan mie instan.

Alat buatan Kustiawan terdiri dari dua buah tabung yang masing-masing berfungsi sebagai alat pembakaran sampah plastic dan tabung lainnya sebagai tempat pemrosesan uap hasil pembakaran. Sampah plastic yang dipanaskan kemudian berubah menjadi cair dan uap. Uap didinginkan dan keluar lagi menjadi cairan.

Cairan tersebut ‘disulap’ menjadi solar, minyak tanah atau bensin yang kadarnya hampir setara dengan premium.

Kustiawan yang memutuskan pensiun dini sebagai karyawan PT. KAI pada 2013 silam, mulai focus mengembangkan alat pengolahan sampah plastic – Converstick yang hampir sempurna. Kerja kerasy pun saat ini sudah dilirik pelbagai daerah di Indonesia.

Sejak pensiun, tepatnya pada tahun 2013 silan, Kustiawan sudah merampungkan 45 unit dan dalam dua tahun terakhir banyak yang mengajukan ingin membeli alat buatan Kustiawan ini. Namun, dikarenakan beberapa daerah sedang memangkas anggaran belanjanya, kerja sama tersebut batal. Tidak putus asa, saat ini sudah 10 unit yang memakai jasa Converstick milik Kustiawan. Ia sudah mengirimkan Converstick ke Sumatera, Palembang, Padang, Lampung, Jakarta, Sumedang Kalimantan dan terakhir Kabupaten Bandung.

Converstick buatan Kustiawan yang digunakan untuk edukasi berkapasitas 1kg sampah dan mampu menhasilkan olahan dengan volume sampah sampai 0,9 liter bahan bakar. Kustiawan juga pernah mendapatkan pesanan COnverstick berukuran besar dari sebuah perusahaan di Kalimantan. Berbeda dengan Converstick versi edukasi, alat pengolahan sampah plastic tersebut berkapasitas 25 kg.

Dalam 1 kg plastic membutuhkan memakan waktu paling lama dua jam. Untuk yang berukuran besar (25kg) prosesnya hingga 4 jam dengan hasil sampai 23 liter bahan bakar. Kustiawan membuat khusus alata Converstick untuk perusahaan di Kalimantan, dimana hasilnya dipakai untuk BBM perahu nelayan setempat.

Hal ini bisa menjadi contoh positif agar daerah lain diluar Kota Bandung dapat tergugah untuk melakukan inovasi serupa bahkan turut bereksplorasi untuk konsisten dalam menjaga lingkungan sekitarnya dan menjadikan daerah masing-masing lebih baik lagi di masa yang akan datang terutama terkait dengan menjaga dan merawat lingkunga tempat tinggal.

Bagaimana tanggapannya Sobat Coklat?

Dari berbagai sumber

Tags :