Coklatkita.com- Tak berbeda seperti di zaman dulu ternyata kawasan Jalan Braga, Kota Bandung merupakan tempat berkumpulnya anak muda Sobat Coklat. Kamu pasti setuju kalau kawasan ini tetap populer hingga saat ini bukan? Jadi nggak ada salahnya untuk tahu kisah singkat dari perkembangan Braga tempo dulu kan Sobat Coklat?
Eksotiknya bangunan jalanan Braga ternyata memang sudah menjadi konsep dari Pemerintah Hindia Belanda Sobat Coklat. Tempat ini merupakan pusat keramaian dan bisnis Bandung tempo dulu. Setiap sore, kawasan Braga tak pernah sepi dari para bragederen (sebutan para pemuda yang nongkrong atau berkumpul di kasawan ini), Sobat.
Sebelum menjadi kawasan ramai, Jalan Braga dulu bernama Jalan Pedatiweg atau Jalan Pedati yang merupakan jalanan kecil di depan pemukiman jarang penduduk Sobat Coklat. Bahkan sebelum para usahawan Belanda mendirikan toko-toko, bar, atau tempat hiburan, orang dulu mengenal jalan ini dengan Jalan Culik karena rawannya kejahatan yang terjadi disana Sobat Coklat.
Pada masa Pemerintah Hindia Belanda menduduki Indonesia tahun 1920-1940, tata letak Bandung di kawasan Jalan Asia Afrika dan Braga pun didesain mengikuti model bangunan Eropa. Dalam satu dekade dari 1920-1930, banyak bermunculan butik dan toko pakaian dengan berbagai model yang diambil dari Kota Paris yang menjadi pusat mode busana dunia Sobat Coklat. Tak heran jika sebutan Parijs van Java begitu melekat dengan Bandung kala itu.
Meskipun asal-usul dari nama Braga masih simpang siur Sobat, namun menurut banyak pendapat yang beredar, nama Jalan ini diambil dari nama Theolita Braga (1834-1924) seorang penulis naskah drama kala itu. Kawasan Braga dulu juga dikenal sebagai pusat berkumpulnya kelompok pentas drama bangsa Belanda, Sobat.
Ada juga pendapat lain yang menyatakan jika Bragaweg merupakan asal nama dari Jalan Braga yang diresmikan oleh Asisiten Residen Bandung, Pietre Sitjhoff pada tahun 1882. Sementara para ahli satra sunda menyebutkan bahwa nama Braga diambil dari bahasa sunda “baraga” yang berarti jalan di tepi sungai yaitu sungai Cikapundung.
Diolah dari berbagai sumber
Gambar: suherlin.com, baltyra.com, sebandung.com, selintastulis.wordpress.com