Ngabuburit di “Little Swiss” Kota Batu, Malang

Ngabuburit di “Little Swiss” Kota Batu, Malang

10 Jul 2015   |   By Franco Londah   |   3466 Views

Malang, coklatkita.com - Rangkaian acara “Coklat Kita Ngabuburit” akhirnya tiba di wilayah timur pulau Jawa. Tepatnya di kawasan sejuk pegunungan kota wisata Batu Malang yang berbaik hati mengijinkan tim dari CoklatKita.com untuk menyapa dan bersilaturahmi, ngabuburit bersama Sobat Coklat dan warga masyarakat setempat di Alun-alun Kota Wisata Batu, Malang (03/06).

Umur dari rangkaian acara Coklat Kita Nagbuburit sendiri yang telah memasuki umur ke 12, di tahun ini digelar di 23 titik kota/kabupaten yang tersebar di pulau Jawa, wilayah Jabodetabek, & Lombok. Kota Wisata Batu Malang, menjadi titik ke 9 dari gelaran acara ini. Antusiasme warga mulai terlihat semenjak acara utama belum dimulai, karena lokasi sendiri berada bersebelahan dengan taman alun-alun Kota Wisata Batu Malang. Dimana  semenjak di renovasi dan dibuka kembali ada bulan Mei 2011, Alun – alun Kota Batu menjadi ikon baru pariwisata. Alun-alun ini menjadi satu-satunya di Indonesia yang memiliki Ferris Wheel atau bianglala.

Selain itu ditengah-tengah alun-alun terdapat patung apel yang merupkan symbol, dari Kota Batu sendiri. Ada Mini Playground untuk anak-anak, air mancur, area no smoking berbetuk buah strawberry yang juga sebagai tempat informasi, toilet dalam bentuk apel yang besar. Alun-alun kota wisata Batu ini sendiri, memang sudah menjadi langganan diselenggerakan pentas seni, karena tempatnya tadi yang menjadi center point warga untuk berkumpul bersama keluarga, teman dan kerabat. Maka tak heran warga mulai memdati area venue sejak performance dari Akhsan Scooter yang asli seniman ‘Arek Malang’ membuka gelaran acara Coklat Kita Ngabuburit di booth stage “DifilterAja”. Akhsan Scooter adalah pentolan dari komunitas Vespa Scooter Kota Malang yang juga seorang musisi ini sudah memiliki 3 album, diproduksi secara independen. Ditemani Mc Ayushi yang denga ciri khas guyonan menyapa pengunjung.

 

 

Lagu  “Rindu Sahabat” dan satu cover lagu karya musisi Bandung Iwan Abdulrachman dibawakan dengan santai dan khas dari Akhsan Scooter. Disinggung soal bulan Ramadhan ole MC Ayushi, Akhsan berujar sambil berkelakar. “Ramadhan itu adalah 1 bulan dalam 1 tahun, dimana saatnya kita  umat Islam untuk berpuasa dari segala hal-hal keduniawian. Jadi tinggalkan dulu yang aneh-aneh, lebih dekatkan diri kita sama Tuhan YME”. ucap Akhsan Scooter.

Setelah bersenda gurau sedikit dengan MC Ayushi dan menyapa penonton, Akhsan langsung memainkan lagu ketiga berjudul Serigala Petarung, Kukira Jakarta yang berkisah tentang perjalanan hidup Akhsan merantau meraih mimpi ke Ibukota Jakarta, walaupun sudah berkerja keras keberuntungan untuk Akhsan menghindari dirinya, samapi Akhsan memutuskan pulang ke kota kelahirannya, Malang. Disusul langsung dengan lagu terakhir “Doa Itu Dimana-Mana”, yang bercerita tentang kehidupan setiap orang yang berkerja susah payah demi sesuap nasi, selalu terselip doa di setiap pekerjaan apapun yang digelutinya. Awal mula lagu ini terinspirasi dari kayuhan tukang becak, pekerja buruh kasar, sampai dengan gincu merah (maaf) gang-gang prostitusi. Secara keseluruhan, lagu ini bertutur tentang pekerjaan-pekerjaan kasar dan orang di dalamnya yang ikut terbawa termarjinalkan atau dikecilkan dan dikucilkan.

MC Ayushi beramah tamah sebentar dengan warga, sambil menjelaskan line – up siapa saja yang akan pentas di main stage nanti malam, games, pembelian merchandise, booth-booth yang disediakan oleh tim coklatkita.com, dan kesempatan foto bareng artis di wall of fame. Tidak lama booth stage ditinggal oleh Akhsan, duo musisi lintas generasi asal Bandung, Budi Cilok dan ladyrocker Mel Shandy hadir menyapa penonton dan pengunjung venue sore itu. Budi Cilok membawakan sekitar 6 lagu versi akustik, tiga lagu cover karya Iwan Fals, 1 lagu milik Budi Cilok “Khumairah”, dua lagu jingle, salah satunya, jingle ajakan untuk “Jangan Marah-Marah, Mari Ramah-Ramah”.

 

 

Suasana sore Kota Wisata Batu Malang yang sejuk, udara yang segar cenderung dingin, tetapi apresiasi dan antusiasme warga yang ramah, memberikan ‘kehangatan’ dan menjadi unsur pembeda dari “CoklatKita Ngabuburit” kali ini. Sampai sayup-sayup petikan jari jemari yang menari di atas gitar akustik, dan suara yang mirip dengan Iwan Fals khas Budi Cilok, menyanyikan sebuah bait “Denting piano.. kala jemari menari, nada melambat pelan di kesunyian malam saat datang rintik hujan… bersama sebuah bayang…yang pernah terlupakan’’ menambah nikmatnya tim CoklatKita dan komunitas SobatCoklat menikmati lembayung senja kota wisata Batu Malang yang sebelumnya disambut sapaan hangat dari Melly Goeslaw disusul dengan sesi foto bareng di wall of fame Coklat Kita Ngabuburit bersama warga.

Ngabuburit adalah sebuah bahasa kiasan warga Jawa Barat menyambut buka puasa dan tim CoklatKita bersama komunitas Sobat Coklat Kota Wisata Batu Malang, ingin berbagi hal tersebut. Booth Stage kemudian menjadi area untuk membagi-bagikan tajil dan hadiah untuk warga. Lalu setelah itu break untuk waktu berbuka dan shalat tarawih.

"Semua Bulan, adalah Bulan Ramadhan” – Melly Goeslaw

Sekitar pukul 20.25 WIB, panggung main stage dibuka dengan penampilan dari musik band pengiring Ki Ageng Ganjur, yang memadukan unsur fusion, jazz, rock, world music, ethnic music dan unsur musik Islami yang religius. Dua Lagu shalawatan dibawakan olek Ki Ageng Ganjur, yang menarik adalah instrumen gamelan khas Jawa Timur menjadi satu hal yang menonjol dari mereka. Tidak lama setelahnya, KA Ganjur mempersembahkan Budi Cilok, naik ke atas panggung utama, tiga lagu dibawakan bersama.

Giliran Mel Shandy dipersembahkan untuk warga yang memadati venue alun-alun Kota Wisata Batu Malang, dengan membawakan satu lagu di album baru miliknya, dan tembang “Angin Malam’’ yang pernah mengangkat nama Mel Shandy dan diakui sebagai Lady Rocker Indonesia. Pukul 21.05 WIB, panggung utama sengaja dikosongkan dan beralih sesaat kembali ke booth stage dimana MC Ayushi dan Budi Cilok sudah bersiap meet & greet dengan warga, memberikan tanda tangan merchandise dan foto bareng. Tidak lama setelah itu, MC Zastrouw yang sudah siap di atas panggung memanggil seorang living legend  Anto S. Trisno atau akrab disapa Anto Baret yang asli Malang.

 

Seorang seniman jalanan dan budayawan yang mendapatkan julukan “baret” diberikan oleh legenda folk musik Indonesia, Iwan Fals. Mereka berdua pernah tergabung dalam Kelompok Bernyani Jalanan (KPJ) yang didirikan pada tahun 2 Mei 1982 bersama-sama sama dengan Yoyik Lembayung, Papa T Bob, dan kawan-kawan lain sesama pengamen jalanan. Sebuah organisasi pengamen jalanan yang menyatukan semua pengamen jalanan pada saat itu di Ibukota Jakarta dan sekitarnya. Tidak hanya aktif di KPJ, pada tahun 2002 Anto Baret bersama kawan-kawannya mendirikan Wapress (Warung Apresiasi). Sebuah ‘warung’ yang mewadahi aspirasi para seniman menuangkan karyanya, dari Wapress jugalah lahir seniman-seniman hebat, seperti Tony Q, Amin Kamiel, Pepeng Coconut Treez, Nidji, dll.

Bersama-sama dengan Zastrouw, Anto Baret menyenandungkan ajakan Jangan Ambil Pusing, Mari Ambil Hikmah. Sebuah lagu sosial dengan tema religi yang sangat tepat disenandungkan di Bulan Ramadhan. Di tengah-tengah antusiasme warga juga turut hadir Walikota Batu, Bapak Eddy Rumpoko Kapolres Batu Malang AKBP Decky Hendarsono. Tidak lama berselang Shalawatan kembali terdengar, ketika Zastrouw, Anto Baret, Muspika, Walikota Eddy Rumpoko beserta jajaran, Wakil Walikota, Kejari dan AKBP Decky Hendarsono bersama bershalawat mengajak warga menyanjungkan Nabi Muhammad dan ALLAH SWT.

Hampir di puncak acara, sekitar pukul 21.25 WIB, musisi dan pencipta lagu Melly Goeslaw menghibur warga dengan lagu-lagu ciptaannya yang sudah membekas di hati para penikmatnya. Salah satunya adalah "Ketika Cinta Bertasbih”. Melly Goeslaw sempat bercerita sedikit tentang pengalaman religinya, dan segala macam godaan sampai akhirnya dia menemukan keindahan dalam Islam. Tidak lupa juga Melly Goeslaw menberikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang turut serta mensukseskan acara “CoklatKita Ngabuburit” kali ini.

“Terimakasih Tim CoklatKita, Komunitas Sobat Coklat, dan Warga Kota Batu Malang…Sangat kreatif sekali, memadukan 2 unsur yang sangat berbeda.. yakni Melly Goeslaw dan Istrumen Musik Tradisional (KA Ganjur).. terimakasi sekali lagi, seharusnya dari dulu saya melakukan hal ini…” ucap Melly Goeslaw di atas panggung.

Warga masyarakat disuguhi penampilan terakhir, sebuah kolaborasi semua talent dan artis yang ikut membantu terselenggaranya rangkaian acara dari pertama sampai dengan kota wisata Batu Malang, KA Ganjur, Budi Cilok, Mel Shandy, Melly Goeslaw, Zastrouw, dan Anto Baret. Coklat Kita Ngabuburit adalah berbagi kebaikan dengan sesama insan Tuhan, melalui media panggung konser musik. Sebuah interaksi atraktif bagi semua kalangan yang hadir dan turut serta membantu terselenggaranya  kelancaran acara CoklatKita Ngabuburit. Polisi, Satpol PP, para pedagang, seluruh warga masyarakat, dan tentunya  anak-anak muda komunitas Sobat Coklat kota wisata Batu Malang dibantu tim dari Coklatkita.com.

Tidak ada sekat, tidak ada perbedaan kelas, semata-mata hanya anak-anak Tuhan YME, yang merayakan dan mengagungkan nama-Nya di bulan suci Ramadhan dengan cara yang sederhana namun istimewa. ***

 

Foto: Yunda, Franco Londah, dan Herdina K